Jadi ada dua pengertian latah di sini. Pertama, burung latah dalam arti cepat merekam suara burung lain dan dapat melagukannya dengan baik. Kalau ini sih malah bagus. Cucak hijau dan cucak jenggot dikenal memiliki kriteria seperti ini.
Meski cepat merekam suara burung lain, burung latah cenderung lebih cepat pula melupakan suara burung master, terutama jika lama sekali tidak pernah diperdengarkan. Kasus ini lebih sering terjadi pada cucak hijau.
Kedua, latah dalam arti burung langsung bereaksi dengan mengeluarkan suaranya ketika mendengar suara mengagetkan. Cucak hijau dan cucak jenggot juga dianggap memiliki sifat seperti ini, meski hal ini juga bisa terjadi pada murai batu yang sudah jadi. Beberapa jenis burung berkicau terlihat makin rajin bunyi jika mendengar suara saat hujan deras.
Nah, beberapa kicaumania kemudian sengaja memberi efek kejutan kepada burung agar sifat latah dalam pengertian kedua ini selalu muncul. Misalnya memukulkan sapu ijuk ke sangkar, memukulkan sapu lidi ke lantai, menyetel radio di dekat burung, menggesekkan kaleng ke lantai, dan sebagainya. Hal ini dilakukan terutama untuk cucak jenggot, yang selanjutnya akan menjadi contoh kasus dalam artikel ini.
—
Jika kemudian ada cucak jenggot (CJ) yang menjadi gacor owor-owor setelah menjalani treatment
ini, boleh jadi ada benarnya. Tetapi bukan berarti menjadi sebuah
kebenaran bahwa semua CJ yang semula malas bunyi tiba-tiba berubah
menjadi gacor setelah diberi efek kejutan.Beberapa percobaan serupa hanya membuat burung benar-benar ketakutan, glebekan sana-sini dan menabrak jeruji sangkar, yang berakibat pada kerusakan bulu. Bahkan, jika sedang apes, bisa saja CJ mengalami cedera pada kaki dan tulang dada.
Apa artinya? Treatment ini agaknya hanya bisa diterapkan untuk burung yang memang sudah gacor. Jika masih bakalan, atau sudah dewasa tetapi jarang bunyi, hasilnya malah tidak baik. Burung yang kelabakan tak karuan di dalam sangkar, apalagi dalam waktu lama, dan semua itu akibat perlakuan kita, jelas mengingkari makna dari perawatan burung itu sendiri.
Bukankah esensi perawatan burung adalah membuatnya jinak, bisa beradaptasi dengan perawatnya, membuat momongan kita nyaman dan kenyang penuh gizi, sehingga kondisi fisiknya selalu fit alias bugar? Ya, situasi dan kondisi itulah yang menjadi prasyarat awal burung menjadi gacor. Ini adalah “balasan” dari burung atas perlakuan kita yang berperikeburungan (he.. he..).
—
Membuat efek kejutan bahkan dapat membuat individu burung tertentu
bisa jantungan. Apalagi jika itu dilakukan dengan menggebrak sangkar
menggunakan sapu ijuk. Sapu ijuk yang tak pernah dipakai untuk
membersihkan lantai (jadi hanya dipakai untuk menggebrak sangkar) tetap
berpotensi dihuni kutu, tungau, dan parasit lainnya. Ketika Anda
memukulkan sapu ijuk ke sangkar, bisa jadi Anda telah mengirim
kuman-kuman penyakit kepada burung tersebut.So, untuk menggacorkan burung seperti cucak jenggot, lebih baik dilakukan melalui perawatan yang konsisten, mulai dari mandi-jemur, hingga setelan pakan. Simak juga panduan Om Kicau mengenai pembuatan pakan racikan untuk menggacorkan cucak jenggot.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar